Tuesday, October 30, 2007

Cargill Mulai Tahap Konstruksi Proyek

Written by Administrator

BANDARLAMPUNG - Saat ini kehadiran energi alternatif sangat mendesak. Inovasi-inovasi yang mampu mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi konvensional juga semakin dibutuhkan seiring menipisnya cadangan energi dunia. Menjawab kebutuhan tersebut, Cargill dan PT Santosa Agrindo mengembangkan teknologi yang mampu mengubah limbah peternakan menjadi tenaga listrik. Pada bulan Oktober ini, Cargill dan PT Santosa Agrindo mengumumkan dimulainya tahap konstruksi proyek Anaerobic Digester di 23.000 unit peternakan di kawasan Bekri, Lampung. ”Setiap tahunnya, teknologi itu akan menghasilkan 900 ton gas methan yang akan digunakan untuk menghasilkan energi bagi peternakan tersebut. Proyek ini juga akan mengurangi gas rumah kaca setara 188.000 ton karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer selama 10 tahun,” terang Account Executive Suci Nuzleni Qadarsih dalam siaran pers yang diterima Radar Lampung kemarin. Selain itu, produk sampingan dari proses ini dan limbah padat yang sudah dicerna akan digunakan sebagai pupuk organik untuk mendukung kegiatan pertanian dalam peternakan tersebut, dalam hal ini guna menyuburkan tanaman jagung untuk pakan ternak. Sekadar diketahui, teknologi dan proyek yang akan menghasilkan kredit karbon yang dapat diperjualbelikan pada pasar iklim global ini dikelola dan didanai oleh Grup Cargill Environmental Finance. ”Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Cargill untuk mengembangkan cara inovatif mengelola limbah menjadi pupuk,” kata Presiden Direktur (Divisi Daging Sapi) PT Santosa Agrindo Samuel Wibisono. Samuel juga menjelaskan, alat digester, di samping mengurangi bau tak sedap, juga akan menciptakan sumber energi terbaru yang akan mengurangi biaya operasional secara keseluruhan. Keseriusan Cargill dalam hal pengembangan, pendanaan, dan implementasi proyek ini termasuk menangani permasalahan perizinan dan registrasi diwujudkan dengan penandatanganan perjanjian build own operate transfer (BOOT). ”Kerja sama ini memungkinkan kami berkonsentrasi pada bisnis utama kami, yakni memperkuat posisi kami sebagai bisnis peternakan terbesar di wilayah Asia,” ujar Samuel Wibisono seraya menyebutkan, proyek ini akan beroperasi pada Februari 2008. (*)

No comments: